Laman

Al mua'rif bil AL, Isim Nakirah dan Ma'ani AL


المعرف بأل و إسم النكرة و معانى أل
       I.            PENDAHULUAN
Segala puji milik Allah pencipta semesta alam. Sholawat serta salam mengucur deras kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, Keluarganya, para Sahabat dan Umatnya.
            Bahasa Arab merupakan bahasa Al Qur’an dan Hadist Nabi, maka untuk mengkaji keduanya itu dibutuhkan seperangkat alat atau sarana agar tidak salah dalam membaca dan memahami teks Arab yang belum ada kharokatnya serta untuk mengetahui perubahan-perubahan kata terutama pada Hadist Nabi, sebab apabila salah dan keliru dalam pembacaan teks akan mengakibatkan salah dan keliru dalam pemaknaan. Untuk menghindari itu, sarananya adalah ilmu Nahwu dan Shorof, keduanya merupakan keutuhan yang tidak boleh diabaikan.
            Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Al Mu’arrof Bi “ Alif Lam “ dan Isim Nakiroh dan Ma’ani Alif Lam.   

    II.            RUMUSAN MASLAH
A.     Isim Ma’rifat
B.     Isim Nakiroh
C.     Makna-makna alif lam)  (ال
 III.            PEMBAHASAN
A.     Isim Ma’rifat
a.       Definisi
Isim ma’rifat  ialah isim yang menunjukkan makna atau benda tertentu.
Contoh: زيد , kata zaidun menunjukkan orang yang bernama zaid.[1]
b.      Pembagian isim ma’rifat, yaitu ada 7 macam yaitu:[2]
1.      Isim dhomir ialah lafadz yang menunjukkan pada mutakalim, mukhotob dan ghoib. Contoh:
      هو,هما, هم, هي,هنّ,أنت,أنتما,أنتم,أنتِ,أنتنّ,أنا,نحن
2.      Isim alam(nama)  ialah isim yang menentukan sesuatu barang yang diberi nama secara mutlak.
Contoh:  حبيب, مخلصين,نعم
3.      Isim isyaroh ialah isim yang digunakan untuk sesuatu yang disyarohi
Contoh: هذا, هذه
4.      Isim mausul ialah isim yang menunjukkan suatu kalimat tertentu dan membutuhkan jumlah (kalimat) atau sibbeh jumlah.
Contoh:جاء الذى هو صابرٌ, جاء الذى فى البيت
5.      Isim yang disertai(ال) alif lam  
Contoh: الرجل, المرأة, الأستاذ
6.      Isim yang diidhofahkan pada salah satu diantara  isim ma’rifat.
Contoh: كتابُكَ, قلمُ زيدٍ
7.      Munadaa yang bersifat nakiroh maqsudah (nakirah yang ditentukan)
Contoh: يا رجلُ
B.     Isim Nakiroh
Definisi
إسم النكرة هي الإسم الموضوع لفرد غير معين
Isim nakiroh ialah isim yang menunjukkan suatu perkara yang tidak ditentukan.
Contoh:    رجلartinya laki-laki yang tidak ditentukan (bersifat umum).[3]
Pada kata رجل di atas maknanya masih umum masih butuh penjelasan, oleh karena nitu isim nakiroh patut di beri alif lam (ال)  yang bisa mema’rifatkan (mengkhususkan).
Seperti yang dikatakan Syaikh Ibn Malik dalam kitabnya :
نَكِرَةٌ قَابِلُ أَلْ مُؤَثِرًا # أَوْ وَاقِعٌ مَوْقِعٌ مَا قَدْ ذُكِرَ
Artinya : isim nakiroh menerima alif lam (ال)  yang membekas atau isim yang menempati kedudukan isim yang menerima alif lam (ال)  yang telah di sebutkan alif lam (ال).[4]
Maksudnya adalah isim nakiroh itu bisa menerima alif lam (ال)  dan setelah kemasukan alif lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya, contoh رجل menjadi الرجل . Adapun lafadz yang tidak menerima alif lam (ال)  tetapi menempati tempatnya lafadz yang bisa menerima alif lam (ال), contoh dalam lafadz :
-         lafadz ذِيْ yang bermakna صَاحِبٌ  (orang yang memiliki)
-         lafadz مَنْ istifham atau syarat yang bermakna إِنْسَانٌ
-         lafadz ما istifham atau syarat yang bermakna شَيْئٌ
-         lafadz صَهِ yang bermakna سُكُوْتاً yang mengganti أُسْكُوْت
empat lafadz di atas tidak bisa menerima alif lam (ال), tetapi makna yang digunakan bisa menerima alif lam (ال), oleh karenanya juga termasuk isim nakiroh. Sedangkan lafad yang dapat menerima alif lam (ال) tetapi tidak menyebabkan kema’rifatannya tidak di sebut isim nakiroh, seperti lafadz العباس.[5]
C.     Makna-makna alif lam (ال)
a.    Definisi
Menurut para ahli nahwu berselisih pendapat tentang huruf ta’rif (ال) dalam lafadz الرجل dan lainnya. Imam Kholil berpendapat bahwa yang menta’rifkannya adalah (ال), sedangkan Imam Sibaweh mengatakan bahwa yang mema’rifatkannya adalah ل. Begtu pula tentang huruf  hamzah yang menyertai ل. Menurut Imam Kholil adalah hanzah qotho’ (hamzah yang bisa berdiri sendiri). Sedangkan menurut Imam Sibaweh hamzah tersebut adalah hamzah wasol yang sengaja didatangkan agar huruf yang disukunkan dapat dibaca.[6]
b.      Macam-macam alif lam (ال) beserta makna-makna
1.      Alif lam (ال) ta’rif ialah al yang mema’rifatkan isim nakiroh, yaitu dibagi menjadi 2, yaitu:
a.       Lil ahdi yaitu al yang berfaidah untuk menjelaskan tentang keadaan yang telah diketahui sebelumnya, seperti dalam firman Allah :
كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَي فِرْعَوْنَ رَسُوْلاً فَعَصَ فِرْعَوْنُ الَّرَسُوْلَ        
Artinya : sebagaimana kami telah mengutus (dahulu) seorang rosul kepada firaun, maka firaun mendurhakai rosul itu (Al Muzammil : 15-16)[7]
alif lam lil ahdi dibagi menuadi 3 macam yaitu:
-         Lil ‘ahdi dzihni yaitu apabila maksud dari lafadz yang kemasukan ال sudah diketahui dalam hati.
Contoh: إِدْ هُمَا فى الغَارِ , alif lam (ال) disini menjelaskan bahwasanya Rasulullah dan Abu Bakar masuk ke dalam gua Tsur.
-         Lil ‘ahdi zdikri yaitu apabila lafadz yang kemasukan alif lam (ال) sudah disebutkan sebelumnya.
Contoh:الرَّجُلَ  جَاءَنِى رَجُلٌ فَأَكْرَمْتُ  telah datang kepadaku seorang lelaki maka saya memuliakan laki-laki itu.
-         Lil ‘ahdi khudlur yaitu apabila lafadz yang kemsukan alif lam (ال) perkaranya khadir. Seperti di samping kita ad seorang lelaki, kita ucapkan:   أَكْرَمْتُ الرَّجُلَ saya memuliakan lelaki (yang khadlir) itu.
b.      Alif lam jinsiyyah
Dibagi menjadi menjadi tiga :
a.      Istighroqi Afrod
Yaitu apabila tempatnya alif lam (ال) bisa di tempati lafadz كل.
Seperti إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِيْ حُسْرٍ  yang artinya “sesungguhnya semua jenis manusia itu dalam keadaan rugi” (boleh diucapkan)كل الإنسان  Alif lam (ال) tersebut menjelaskan segala jenis manusia baik laki-laki maupun perempuan.
b.      Istighroqi Jinsi
Yaitu apabila tempatnya alif lam (ال) bisa ditempati lafadz كل secara majaz. Sepertiأَنْتَ الرَّجُلُ عِلْمًا  yang artinya kamu seorang laki-laki yang sempurna ilmunya. Boleh diucapkanكل الرجل .
c.       Al Haqiqoh     
Yaitu untuk mengisyaratkan pada hakikat  suatu perkara yang hadir di dalam hati tanpa memandang pada masing-masing individu (afrod), dan lafadz yang dimasuki alif lam   (ال) sama maknanya dengan alam jenis.
Contoh: الرَجُلُ خَيْرٌ مِنَ الْمَرْءَةِ hakikat orang laki-laki lebih baik dibanding orang perempuan.[8]
Alif lam  (ال) tersebut menjelaskan bahwa dzatnya laki-laki atau jenisnya laki-laki itu lebih baik (bagi kekuatan mental dan sebagainya) dari dzatnya perempuan.



2.      alif lam (ال) ziyadah, yaitu ada 2 macam antara lain:
a.         alif lam (ال) yang ditambah secara lazimah (tetap) pada lafadz yang sejak asal cetakannya sudah ada alif lamnya.
Contoh :
-                   اللآتnama berhala yang ada di makkah
-                   الآنdhorof zaman mabni fathah
-                   الذينisim mausul
-                   اللاقيisim mausul
b.    alif lam (ال) yang ditambah secara tidak tetap (ghoiru lazimah) yaitu ada 3  antara lain :
Ø      karena dharurat syair, seperti lafadz  بنات الأوبر
وَلَقَدْ جَنَيْتُكَ أَكْمُوءًا أَوْ عَسَاقِلًا # وَلَقَدْ نَهَيْتُكَ عَنْ بَنَاتِ الأَوْبَرُ
bentuk asalnya بنات أوبر ditambahkan alif dan lam(ال) 
Ø      alif lam (ال) ziyadah untuk memandang nama asal
alam manqul bisa kemasukan alif lam (ال) dengan tujuan untuk memandang pada lafadz atau maknanya sebelum dijadikan alam, dengan demikian alif lamnya merupakan alif lam (ال)  ziyadah, karena tidak menyebabkan ma’rifat walaupun membuang atau menyebutkannya hukumnya sama saja.

Contoh :
-       lafadz الفضل
sebelum dijadikan alam asalnya adalah masdar yang bisa kemasukan alif lam (ال), dan juga melihat pada makna asalnya, yaitu agar orang yang diberi nama fadhil (yang artinya utama) menjadi orang yang memiliki keutamaan.
-       Lafadz الحارث
Sebelum dijadikan alam (nama) lafadz ini adalah isim fail yang bisa kemasukan alif lam (ال), dan juga melihat pada makna asalnya, yaitu agar orang yang diberi nama harits (petani) bisa hidup menjadi petani yang berhasil
-       Lafadz النعمان
Lafadz ini kemasukan alif lam (ال) untuk melihat lafadz asalnya yaitu nama daerah, dan melihat asalnya adalah sifat merah yang selalu melekat (iltizaam) pada darah.[9]
Ø      alif lam lil gholabah
definisi alam gholabah yaitu isim yang pada asal cetaknya untuk umum, kemudian dalam penggunaannya menjadi khusus.

Alam gholabah yang bersamaan dengan alif lam(ال), contoh : العقبة  pada lafadz ini asal maknanya umum, yaitu untuk setiap jalan pegunungan yang menanjak yang sulit dilalui kemudian menjadi khusus yaitu jalan terjal yang ada di Mina, atau contoh lainnya yaitu lafadz المدينة , lafadz ini asalnya umum untuk setiap kota kemudian dijadikan khusus yang mempunyai makna kota madinah al Munawaroh.[10]

  IV.            KESIMPULAN
1.      Pembagian isim ma’rifat, yaitu ada 7 macam seperti yang telah disebutkan di atas.
2.      Terjadi perbedaan pendapat antara Imam Kholil dan Imam Sibaweh tentana alif lam (ال)  ta’rif.
3.      Isim nakiroh bisa ma’rifat jika ditambah dengan alif lam (ال).
4.      Alif lam (ال) ada 2’ yaitu:
a.       Alif lam (ال) ta’rif
b.      Alif lam (ال) ziyadah
     V.            PENUTUP
Demikin makalah yang dapat kami susun semoga dapat memberi manfaat khususnya bagi kami, umumnya bagi teman teman sekalian.  Kami menghrapkan kritik dan saran yang sekiranya bisa membangun bagi kami, baik dalam segi penulisan maupun isi. Kami adalah manusia biasa yang tidak lepas dari kekuranagan, maka dari itu kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Muhammad, Ilmu nahwu, Bandung: Sinar Baru Algesindo,1995
Anwar Moch, Ilmu Nahwu, Bandung: Sinar Baru algesindo 2000
Abu Bakar Bahrun, Terjemah Alfiayah Syarah Ibnu Aqil jilid 1, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2006
Gholayain Musthofa, Jami’u addurus al ‘arobiyah, Beirut: Al maktabah al Asyriyah
Shofwan M. Sholihuddin, Maqoosidu An Nahwiyah, Jombang-Jatim : Darul Hikmah, 2002


[1] Moch Anwar,Ilmu Nahwu, ( Bandung: Sinar Baru algesindo 2000) hlm. 105
[2] Syekh Musthofa Gholayain, Jami’u addurus al ‘arobiyah (Beirut: Al maktabah al Asyriyah) hlm. 96
[3] Muhammad Anwar, Ilmu nahwu, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,1995), hlm. 108
[4] Bahrun Abu Bakar, Terjemah Alfiayah Syarah Ibnu Aqil jilid 1, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2006) hal . 51
[5] M. Sholihuddin Shofwan, Maqoosidu An Nahwiyah, (Jombang-Jatim : Darul Hikmah, 2002) hal : 68
[6] Ibid.  hlm. 116
[7] Bahrun Abu Bakar, Op. Cit. hlm. 116
[8] Sholahuddin, Loc.Cit, hlm. 124-125
[9] Ibid. hlm 133-134
[10] Ibid. hlm. 135